Penyunting: Laksmi Pamuntjak
Penerbit:
Djambatan
Jenis Cover : Softcover
Tahun Terbit : 2004, Cet. 3
Dimensi : 14 x 21 cm | xxviiii+211 halaman
Kondisi :
Baru
Berat : 0.4 kg
Stok :
Kosong
Pemesanan: SMS/WA 081212-088121
Beli di:
BUKALAPAK
Polemik ini bermula dengan sebuah wawancara dengan Dr. Amien Rais di Panji Masyarakat no. 376, berjudul "Tidak Ada Negara Islam". Dalam wawancara tersebut, Dr. Amien Rais mengatakan bah',va sebagai seorangMuslim, yang paling penting adalah menialankan etos agama dan tindakan amal dalam kehidupan sehari-hari, menegakkan keadilan sosial, dan memperjuangkan masyarakat egaliter dalam suatu tatanan sosial yang selaras dengan kode moral dan nilai-nilai Islam.
Begitu juga dengan konsep sebuah negara Islam, yang menurut Amien tidak terdapat dalam Al-Qur'an maupun As-Sunnah. Terlebih, konsep sebuah negara Islam harus dilihat dari tatanan masyarakatnya, apakah menyatu antara tindakan dan pernyataan. Sebagai contoh, Amien meragukan apakah Keraiaan Arab Saudi bisa dijadikan sebuah representasi negara Islam.
Wawancara tersebut mendapat respon positif dari almarhum Mr. Mohamad Roem, yang dituangkannyA dalam sebuah artikel yang dimuat di Panji Masyarak,alno. 386, juga dengan judul ' 'Tidak Ada Negara Islam". Artikel ini rupanya mengusik seorang Nurcholish Madjid (Cak Nur), yang kala itu sedang belajar filsafat Islam Universitas Chicago. Pada tanggal 29 Maret 1983, Cak Nur mulai melayangkan surat kepada Pak Roem. Dari sinilah koresponsensi kedua tokoh cendekiawan Islam dari dua generasi ini berawal. Surat-surat tersebut pun akhirnya diterbitkan sebagai sebuah dokumen politik yang sarat dengan pendalaman ilmu keIslaman maupun sejarah gerakan Islam di Indonesia.
