Rp. 48.000
|
Konflik Etnik di Sambas
Penulis: Edi Petebang, Eri Sutrisno
Penerbit: ISAI Jenis Cover: Softcover Tahun Terbit: 2000, Cet.1 Dimensi: 15 x 21 cm | x+204 halaman Kondisi: Bekas Berat: 0.3 kg Stok: Terjual, Stok Kosong Pemesanan: SMS/WA 081212-088121 Beli di: BUKALAPAK Dari sudut kemanusiaan, konflik antar etnik di Sambas itu benar-benar menunjukkan ironi. Di satu pihak sesungguhnya semua orang ingn hidup layak dan damai, tetapi pada suatu saat lain untuk hidup damai dan survive terkadang orang harus menghilangkan nyawa orang lain. Apalagi kalau ironi itu sudah melibatkan tiga jenis kelompok yang disebut oleh Samuel P. Huntington sebagai pangkal "benturan perdaban (the clash of civilizations)" pasca Perang Dingin, yaitu etnik, agama, peradaban. Seolah membenarkan tesis Huntington. Sambas benar-benar contoh paling nyata dari benturan antar etnis itu. |
Home » Posts filed under ISAI
Rp. 45.000
|
Tuhan Pergunakanlah Hati, Pikiran dan TangankuPledoi Omar Dani
Penulis : Benedicta A. Surojo, JMV. Soeparno
Penerbit: ISAI Jenis Cover : Soft Cover Tahun Terbit : 2005, Cet.3 Dimensi : 14.5 x 21 cm | xliii+375 halaman Kondisi : Baru, Stok Lama Berat : 0.5 kg Stok : Terjual, Stok Kosong Pemesanan: SMS/WA 081212-088121 Beli di: BUKALAPAK "Banyak hal baru yang diungkapkan dalam buku ini, misalnya banyak orang tak tahu, bahwa Omar Dani pergi ke Phnom Penh atas perintah Presiden Soekarno. Kemudian juga peristiwa semasa Omar Dani berada di dalam Komando Mandala Siaga (Kolaga), dimana pak Harto juga ada di sana. Perubahan atau pergantian pimpinan di kolaga itu adalah hal yang paling baru, dan ada bukti-bukti otentik, kita berikan dalam attachment," ujar Soerojo yang mengenal Omar Dani sejak usia 12 tahun ketika bersama ayahnya pak Soerojo mengunjungi Omar Dani di penjara Nirbaya pada tahun 1966. Judul Buku "Tuhan, Pergunakanlah Hati, Tangan, dan Pikiranku" adalah cuplikan doa Omar Dani dalam kesendiriannya di kamar tahanan mempersiapkan pledoi beberapa saat menjelang sidang Mahmilub. Dalam buku ini diungkapkan keterpojokan Omar Dani berhadapan dengan kekuatan propaganda media massa. Omar Dani akhirnya dinyatakan bersalah dan divonis hukuman mati. Ia bebas pada tahun 1995, setelah menjalani hukuman selama 29 tahun 4 bulan. Direktur penerbit ISAI yang menerbitkan buku ini, Bimo Nugroho, mengungkapkan betapa pada tahun 1965-1966, adalah tahun-tahun yang gelap bagi generasi yang lahir sesudah itu. Fakta sejarah yang didapatkan di bangku sekolah adalah sejarah versi penguasa. "Buku ini tidak sekedar pledoi, tapi secercah jawaban, tentang masa yang tidak jelas itu," ujarnya. |
Rp. 75.000
|
Civil IslamIslam dan Demokratisasi di Indonesia
Penulis : Robert W. Hefner
Penerbit: ISAI Jenis Cover : Soft Cover Tahun Terbit : 2001, Cet.1 Dimensi : 15.8 x 23.8cm | xvi+375 halaman Kondisi : Baru, Stok Lama Berat : 0.6kg Stok : Tersedia Pemesanan: SMS/WA 081212-088121 Beli di: BUKALAPAK Menurut dia, prinsip-prinsip demokrasi -seperti individualisme, liberalisme, konstitusionalisme, hak asasi manusia, kesetaraan, kebebasan, pasar bebas, dan penegakan hukum- tak bakal bisa diterima oleh selain Barat. Lewat buku Civil Islam ini, Hefner ingin membuktikan hal sebaliknya dari yang diasumsikan Huntington. Hefner mengajukan hasil penelitiannya selama kurang lebih 10 tahun di lingkungan masyarakat muslim Indonesia. Demokratisasi di Indonesia menjadi penting karena Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia saat ini, dengan penduduk sekitar 210 juta dan memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan. Bagi Hefner, krisis ekonomi yang mengakibatkan kerusakan pada semua sistem kehidupan masyarakat belum menjadi pertanda kekabutan akan optimisme demokratisasi di Indonesia, sebagaimana yang dilansir beberapa pengamat politik tentang Indonesia. Menurut Hefner, Indonesia sudah berperadaban sebagaimana juga yang dimiliki oleh negara-negara besar lainnya untuk proses demokratisasi dan pluralisme. Hal ini ditunjukkan oleh upaya yang sungguh-sungguh dari pelbagai kalangan intelektual muslim Indonesia, terutama untuk mengidentikkan diri kepada ideal-ideal demokrasi. Pengalaman ini dirasakan Hefner melalui perbincangan-perbincangan informal dengan kalangan intelektual muslim di Indonesia. Mereka meyakini proses yang sungguh-sungguh untuk memperjuangkan demokratisasi di Indonesia. Kegairahan kalangan intelektual muslim mengadopsi demokratisasi di Indonesia itu sekaligus menyakinkan Hefner bahwa demokratisasi tidak terbatas di kalangan Barat saja. Bagi Hefner, pandangan muslim Indonesia, yang menganggap prinsip-prinsip demokratisasi Barat tidak selalu berkompromi dengan kepercayaan mereka, merupakan cara pandang dialogis dan transkulturalis yang akan menjadi titik masuk ke dalam makna demokrasi modern. Hefner memaparkan jalan panjang demokratisasi di masyarakat muslim Indonesia, yang tidak hanya dimulai dari masa Indonesia kontemporer. Melainkan jauh ke belakang menelusuri peradaban demokrasi yang sudah berkembang sejak wilayah ini diakui menjadi bagian dari carrefour (persimpangan) peradaban -meminjam istilah Denys Lombard. Artinya, demokratisasi muslim Indonesia sesungguhnya bukan locus eksklusif hanya bagi muslim di Indonesia, melainkan juga menyangkut wilayah-wilayah lainnya yang terhimpun dalam wilayah Asia Tenggara. Sejak awal, wilayah ini memang dikenal sangat fleksibel terhadap penyatuan hal-hal yang berbeda yang datang dari luar, seperti Hinduisme, Budhisme, ajaran Cina, dan mistisisme Islam. Kondisi demikian juga berlanjut sampai era modern, ketika kapitalisme kolonial, birokrasi negara, budaya cetak, reformasi Islam, dan gerakan kemerdekaan ditransformasikan ke dalam diri mereka. Yang menjadi pertanyaan, apakah keyakinan demokratisasi muslim di Indonesia yang dikemukakan Hefner itu menjadi kenyataan yang terus berlangsung setelah buku ini selesai? Sebab, demokratisasi di Indonesia justru dimatikan oleh pelaku-pelaku yang mengaku sebagai orang yang duduk pada beacon of democracy, seperti badan eksekutif, legislatif, dan juga yudikatif. |
Rp. 40.000
|
Kabar-Kabar KebencianPrasangka Agama di Media Massa
Penulis : Agus Sudibyo, Ibnu Hamad, Muhammad Qodari
Penerbit: ISAI Jenis Cover : Soft Cover Tahun Terbit : 2001, Cet.1 Dimensi : 14.5 x 20.5cm | xiii+228 halaman Bekas Berat : 0.35kg Stok : Terjual, Stok Habis Pemesanan: SMS/WA 081212-088121 Beli di: BUKALAPAK Buku ini mencoba memotret kecenderungan empat media: Kompas, Media Dakwah, Republika, dan Suara Pembaruan dalam memberitakan kerusuhan Maluku, Ketapang dan kasus pemboman Masjid Istiqlal. Dengan menggunakan metode smiotika sosial, teridentifikasi bahwa dalam batas-batas tertentu masing-masing media cenderung memihak kepada kelompok seagama. Para jurnalis tidak dapat sepenuhnya meninggalkan identitas agama yang melekat pada dirinya, sehingga realitas konflik cenderung direkonstruksi berdasarkan solidaritas sebagai orang Islam, atau sebaliknya solidaritas sebagai orang Kristen. Dengan kata lain, berdiri netral diantara pihak-pihak yang bertikai sembari meliput konflik berdasarkan kaedah-kaedah obyektivitas jurnalistik ternyata bukan perkara yang mudah. Konflik, bagaimanapun memang harus diberitahukan kepada publik. Namun tidak seharusnya presentasi media disesaki dengan rupa-rupa prasangka agama. |
Rp. 40.000
|
Aktor DemokrasiCatatan Tentang Gerakan Perlawanan di Indonesia
Penulis : Arief Budiman & Olle Tornguist
Penerbit: ISAI Jenis Cover : Soft Cover Tahun Terbit : 2001, Cet.1 Dimensi : 14.5 x 20.5 | xliii+282 halaman Kondisi : Baru, Stok Lama Berat : 0.35kg Stok : Terjual, Stok Kosong Pemesanan: SMS/WA 081212-088121 Beli di: BUKALAPAK Aktor demokrasi adalah orang atau kelompok yang melakukan tindakan yang secara langsung atau tidak langsung membantu perjuangan untuk menegakkan demokrasi. Misalnya Mudrick Sangidoe. Aliansi Jurnalis Independen, Alawy Muhammad, petani Kedung Ombo, suku Amungme, dan lain sebagainya. Mereka bergerak pada zaman pemerintahan otoriter Presiden Soeharto. Kalau mereka berhasil, mereka memperluas ruang demokrasi. Kalau gagal, paling sedikit mereka memberikan inspirasi kepada orang atau kelompok yang ada di masyarakat bahwa pembatasan kebebasan yang dilakukan pemerintah itu harus dilawan. Dari kata pengantar Arief Budiman & Olle Tornquist |